Biasanya teknologi diciptakan untuk memudahkan segala kebutuhan manusia. Namun beberapa teknologi bakal menyusahkan para lelaki untuk membuahi pasangannya, karena sperma dan sistem reproduksi bisa rusak karenanya. Teknologi apa saja?
Beberapa jenis teknologi yang diyakini bakal menyiksa para lelaki dengan merusak sperma dan alat vitalnya adalah sebagai berikut.
1. Sinyal WiFi
Sebuah penelitian di Argentina yang dimuat di jurnal
Fertility and Sterility
membuktikan, sinyal WiFi punya efek merusak sperma. Saat diletakkan di dekat jaringan WiFi, 24 persen sampel sperma akhirnya mati dalam waktu 4 jam sedangkan sampel lain yang diletakkan pada jarak lebih jauh hanya 14 persen yang mati.
2. Radiasi ponsel
Meski masih kontroversial, hasil penelitian di
Queen"s Universitymenunjukkan bahwa radiasi gelombang elektromaknetik yang terpancar dari ponsel bisa mengganggu proses pematangan sperma. Bahkan tidak cuma saat digunakan untuk telepon, dalam posisi stand by sekalipun radiasinya bisa meningkatkan risiko mandul sebesar 30 persen.
3. Getaran mesin kendaraan
Seorang laki-laki di California, Henry Wolf mengalami ereksi permanen atau priaprism sejak tahun 2010 gara-gara terlalu lama berkendara dengan motor BMW-nya. Getaran mesin yang terlalu kuat diduga sebagai pemicunya.
Meski masih kontroversial, getaran mesin diyakini berhubungan dengan kemampuan ereksi. Hasil penelitian di Jepang misalnya, getaran mesin
forkliftjustru meningkatkan risiko impotensi bagi para pekerja industri.
4. Panas laptop
Kebiasaan memangku laptop menyala sangat buruk akibatnya bagi para lelaki. Contohnya pasangan muda di Inggris, Scott Reed (30) dan Laura Reed (30) yang selalu gagal punya anak pada bulan-bulan pertama pernikahannya. Setelah diperiksa, terungkap bahwa kebiasaan Scott memangku laptop telah memanggang spermanya hingga keriting sehingga tidak bisa membuahi pasangannya.
5. Wajan antilengket
Beberapa jenis wajan antilengket dibuat dengan bahan asam perfluoroalkyl sebagai campuran pelapisnya. Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal
Environmental Health Perspectives
membuktikan, bahan tersebut bisa mengurangi produksi sperma laki-laki sebanyak 50 persen.
Sumber / Source
Beberapa jenis teknologi yang diyakini bakal menyiksa para lelaki dengan merusak sperma dan alat vitalnya adalah sebagai berikut.
1. Sinyal WiFi
Sebuah penelitian di Argentina yang dimuat di jurnal
Fertility and Sterility
membuktikan, sinyal WiFi punya efek merusak sperma. Saat diletakkan di dekat jaringan WiFi, 24 persen sampel sperma akhirnya mati dalam waktu 4 jam sedangkan sampel lain yang diletakkan pada jarak lebih jauh hanya 14 persen yang mati.
2. Radiasi ponsel
Meski masih kontroversial, hasil penelitian di
Queen"s Universitymenunjukkan bahwa radiasi gelombang elektromaknetik yang terpancar dari ponsel bisa mengganggu proses pematangan sperma. Bahkan tidak cuma saat digunakan untuk telepon, dalam posisi stand by sekalipun radiasinya bisa meningkatkan risiko mandul sebesar 30 persen.
3. Getaran mesin kendaraan
Seorang laki-laki di California, Henry Wolf mengalami ereksi permanen atau priaprism sejak tahun 2010 gara-gara terlalu lama berkendara dengan motor BMW-nya. Getaran mesin yang terlalu kuat diduga sebagai pemicunya.
Meski masih kontroversial, getaran mesin diyakini berhubungan dengan kemampuan ereksi. Hasil penelitian di Jepang misalnya, getaran mesin
forkliftjustru meningkatkan risiko impotensi bagi para pekerja industri.
4. Panas laptop
Kebiasaan memangku laptop menyala sangat buruk akibatnya bagi para lelaki. Contohnya pasangan muda di Inggris, Scott Reed (30) dan Laura Reed (30) yang selalu gagal punya anak pada bulan-bulan pertama pernikahannya. Setelah diperiksa, terungkap bahwa kebiasaan Scott memangku laptop telah memanggang spermanya hingga keriting sehingga tidak bisa membuahi pasangannya.
5. Wajan antilengket
Beberapa jenis wajan antilengket dibuat dengan bahan asam perfluoroalkyl sebagai campuran pelapisnya. Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal
Environmental Health Perspectives
membuktikan, bahan tersebut bisa mengurangi produksi sperma laki-laki sebanyak 50 persen.
Sumber / Source