Seorang anak sedang dirawat di RS Cut Meutia Lhokseumawe karena terkena serangan demam berdarah.
Berita Lainnya
JEURAM - Ratih Kumala Dewi (17) warga Desa Jatirejo, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya yang dirawat di RSUD Nagan Raya karena terserang demam berdarah dengue (DBD), pada Jumat (5/10/2012) sekitar pukul 16.00 WIB meninggal dunia setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit itu.
Anehnya, korban yang merupakan siswa kelas III SMA Kuala, Kecamatan Kuala, Kabupaten Nagan Raya, itu awalnya dianggap pingsan oleh tim medis. Namun belakangan diketahui, pasien itu ternyata sudah meninggal dunia ketika pihak keluarganya melihat bibir Ratih telah berubah warna biru.
"Ini merupakan kasus besar yang seharusnya tak perlu terjadi, karena ketika pasien datang ke rumah sakit kondisinya normal dan bisa ditangani. Namun mengapa akhirnya bisa meninggal dunia," kata Ketua Komisi D DPRK Nagan Raya, Adifal Susanto kepada Serambi, Sabtu (6/10) di Meulaboh.
Menurut Adifal, berdasarkan keterangan pihak keluarga kepada dirinya, [ihak rumah sakit lalai dan lamban dalam menangani pasien sehingga menyebabkan Ratih Kumala Dewi meninggal dunia. Padahal, pihak keluarga sudah memberitahukan kondisi pasien yang sudah kritis karena sudah menutup mata.
"Anehnya, meski sudah diberitahu, petugas medis menyatakan pasien yang dirawat di ICCU itu hanya tertidur pulas sehingga dibiarkan saja," kata Adifal.
Adifal mengatakan, dengan kasus tewasnya pasien DBD itu, membuat pihak DPRK Nagan Raya turun tangan dan meminta pertanggunjawaban dari pihak rumah sakit. "Inikan masalah. Sepertinya penanganan terhadap pasien di RSUD Nagan Raya semakin mengecewakan saja," tegasnya.
Secara terpisah, dr Ilum SPPD selaku dokter ahli yang menangani Ratih Kumala Dewi kepada Serambi, kemarin mengaku penanganan terhadap pasien itu sudah sesuai dengan prosedur. "Memang awalnya ketika masuk pasien ini kondisinya normal karena demam biasa, namun setelah dirawat kondisinya semakin memburuk," katanya.
Setelah dilakukan pemeriksaan, kata dr Ilum, trombosit (sel darah merah-red) yang dimiliki pasien itu ternyata semakin rendah, sehingga tetesan cairan (infus) yang dipasang itu dipercepat, dengan harapan pasien tertolong.
Saat ditanyai adanya laporan keluarga yang menyatakan kondisi pasien yang memburuk namun pihak media menyatakan hanya tertidur, dr Ilum mengakui hal itu. "Namun penyebab meniggalnya pasien bukan karena kelalaian, akan tetap kondisi korban yang tiba-tiba melemah sehingga sangat sulit untuk diberikan pertolongan," katanya.
"Kami sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menangani pasien DBD ini sesuai prosedur, namun meninggalnya Ratih Kumala Dewi mungkin memang sudah takdir karena kami sudah berbuat yang terbaik untuk menyelamatkan pasien," pungkas dr Ilum SPPD.
Sumber / Source