Ilustrasi cyber crime. |
Indonesian Cyber Army (ICA) Selection 2012 atau lebih dikenal dengan istilah "Cyber Security Competition" telah memunculkan para jawaranya. Berikut para tentara
cyberIndonesia.
Acara yang berlangsung di Medan tersebut diikuti 20 tim yang berasal dari berbagai kota, mulai dari Banda Aceh, Medan, Bengkulu, Palembang, Lampung, Jakarta, Depok, Yogyakarta hingga Denpasar.
Ada dua kategori yang dipertandingkan, Capture The Flag dan Digital Forensic. Untuk kategori Capture The Flag, juaranya adalah Cyber Army asal Palembang, posisi kedua dan ketiga ditempati Neophyte Depok dan Red Eagle Semarang.
Sementara untuk kategori Digital Forensic, juara pertama disabet TCP Ninja Bali, serta IT Centrum Forensic Yogyakarta dan Shutdown Depok harus puas sebagai
runner updan ketiga.
Menurut salah satu tim juri dari Malaysia, Dr. Desmond Davendra, anak-anak ini sangat berbakat dan antusias mengikuti kejuaraan, mereka sudah seperti profesional, terutama di kategori Digital Forensics.
Para peserta dinilai sudah dekat dengan kemampuan
Forensics Investigator Profesional, tinggal mengasah beberapa waktu dan menambah jam terbang yang akan menjadikan mereka profesional di bidang
cyber securitydan
cyber forensics.
Menurut Agus Setiawan selaku ketua panitia, para alumni Indonesia Cyber Army Competition telah mendapat pengakuan nasional dan diharapkan kompetisi ini akan lebih besar lagi di tahun 2013. Jika bisa menjangkau sebagian besar akademi di APTIKOM.
"Event ini sudah mendapat pengakuan beberapa organisasi pemerintah, akademisi dan swasta sepeti Direktorat Keamanan Informasi, Kemkominfo, APTIKOM, DETIKNAS, MULTIMATICS, C-S-I, FORESEC dan Academic CSIRT, kami berharap Kementerian terkait, lembaga dan organisasi keamanan internet akan tertarik untuk kelangsungan kegiatan seperti ini dan memetik hasilnya," imbuh IGN Mantra dari Academic CSIRT.
Cyber Security merupakan aktvitas yang besar dan luas, banyak aspek yang terkait didalamnya seperti
hacking, forensics, incident handling, NetAdmin, disaster recovery, secure programmingdan lainnya.
"Ada segitiga kebutuhan yang tidak terpisahkan seperti pemerintah, swasta dan akademisi saling bahu membahu untuk mengamankan internet dan keamanan negara RI, anak-anak muda perlu dilibatkan sehingga mereka mengerti bagaimana sebaiknya kegiatan mereka menjadi lebih positif dan menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi bangsa," pungkas Mantra, dalam keterangannya kepada
DetikInet
.
Sumber / Source