Membeli pakaian, tas, sepatu, aksesoris, dan cokelat bisa dikata identik dengan kesukaan wanita. Yang jarang ditemui pada pria. Kenapa? Ini karena adanya perbedaan struktur otak antara pria dan wanita.
Otak pria dan wanita memang berbeda secara anatomi, hormon, dan fisiologis. Perbedaan mendasar inilah yang menyebabkan cara berpikir, cara merasa, dan cara berperilaku yang berbeda.
Simak beberapa perbedaan antara otak pria dan wanita yang memengaruhi kehidupannya.
1. Proses informasi
Mengutip dari crosswalk, pria memiliki kemampuan yang sangat sistematis, dirinya mampu untuk menggolongkan sesuatu. Namun terkadang ia cenderung bersaing dengan pria lainnya, orientasi relasionalnya rendah, serta hanya dapat fokus pada satu pekerjaan.
Sementara wanita cenderung lebih mampu melakukan pekerjaan yang tidak saling berhubungan secara bersamaan. Orientasi relasinya tinggi, dan cenderung bekerja sama dengan sesamanya. Namun, wanita memiliki kemampuan rendah dalam membuat sistematika.
2. Cara berkomunikasi
Saat sedang berkumpul dengan teman-temannya percakapan pria berfokus pada fakta, berbicara langsung, lebih banyak membicarakan tentang seks dan olahraga. Hal ini dipengaruhi oleh penggunaan otak kiri pada pria.
Sedangkan wanita lebih menekankan perasaan di balik fakta yang ada. Wanita menggunakan seluruh kumpulan sarafnya untuk memaksimalkan otak kiri dan kanannya (corpus collosum). Hal inilah yang membuat wanita lebih banya berbicara dibanding pria. Dalam sebuah penelitian, wanita mampu menggunakan 20.000 kata per hari sementara pria hanya 7.000 kata.
3. Seks
Bagian ini dalam otak pria, adalah bagian yang paling besar. Pria berorientasi pada fisik, oleh karena itu ia mudah dirangsang oleh gambar dan penglihatannya. Tak hanya itu, dengan mudah pria dapat memulai seks kapan saja dan di mana saja. Dirinya juga cepat merespons seks dan tidak mudah mengalihkan perhatiannya.
Bagian seks dalam otak wanita tidak sebesar wilayah pada otak pria. Wanita berorientasi pada relasional, cenderung menggunakan perasaan, bau-bauan, sentuhan, dan kata-kata. Dalam kondisi intimnya, dirinya jangan untuk memulai bercinta, lambat merespons, serta perhatiannya mudah teralihkan.
4. Pengambilan keputusan
Pria berorientasi pada penyelesaian masalah, namun terkadang cenderung ingin melupakan masalah sendiri dengan melihat masalah orang lain. Seorang pria mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
Dalam buku Doctors, Market Yourself pengambilan keputusan yang pria dilakukan mengikuti jalan yang sederhana. Caranya dengan mengambil jalan lurus mengikuti fase yang telah ada tanpa memutar. Hal ini dikarenakan tujuan meraka hanyalah untuk mencari sebuah solusi.
Beda halnya dengan wanita, mereka memiliki misi untuk mencari jawaban yang sempurna. Wanita lebih cenderung maju untuk mengambil keputusan. Namun, hanya dalam beberapa siklus saja, terkadang pikirannya melompat kembali pada proses sebelumnya, baru kemudian mempertimbangkan keputusannya dengan menggabungkan informasi baru. Oleh karena itu, dalam upaya penyelesaian masalah, wanita cenderung masih membutuhkan bantuan orang lain
5. Emosi
Pria tidak mudah untuk mengungkapkan perasaan meraka kepada orang lain. Hormon serotonin dan oksitosin dalam otak pria yang lebih sedikit dari wanita cenderung memengaruhi biologis otak pria. Maka dari itu, dalam bertindak pria lebih dulu bertindak sebelum bicara. Hal inilah yang menjadikan pria kerap naik pitam.
Sementara wanita cenderung empatik, lebih sensitif ketimbang pria. Pada dasarnya wanita memiliki kepekaan lebih daripada pria. Hal ini ditunjukkan dalam sebuah penelitian, bahwa rata-rata wanita memiliki sistem limbik lebih besar yang memiliki ikatan lebih baik dengang oran lain. Steadyhealth menyebut wanita lebih rentan terhadap depresi, terutama selama masa pubertas, sebelum haid, setelah melahirkan, dan saat menopause.*
Sumber / Source