Di rumah saya sangat biasa sekali terjadi pertengkaran antara kedua
putri saya. Baik pertengkaran kecil - kecilan maupun pertengkaran yang
cukup hebat. Biasanya saya mengajarkan kepada anak - anak untuk saling
memaafkan jika mereka saling bertengkar.
"Namanya anak - anak, walaupun cepat bertengkar, tapi juga cepat
berdamai kembali, seperti tidak ada apa pun yang terjadi. Mereka
dengan mudah dan cepat melupakan apa yang terjadi. Bagi saya itu
sebuah keajaiban otak manusia yang luar biasa. Mereka bisa berbaikan
kembali dan segera melupakan pertengkaran yang baru saja terjadi.
Berbeda dengan kita orang d3w4s4. Biasanya akan sulit sekali bagi
orang d3w4s4 untuk menghapuskan segala sesuatu yang terjadi, apalagi
jika menyangkut sebuah perselisihan. Seringkali kita membawa - bawa
peristiwa masa lalu yang menyakitkan di dalam hati dan pikiran,
sehingga menjadi beban yang berkepanjangan.
Saya mempunyai sebuah kebiasaan dengan pasangan di rumah untuk tidak
membiarkan pertengkaran hingga melewati satu malam. Biasanya jika kami
berselisih paham, maka sebelum terlelap tidur malam salah satu dari
kami pasti berinisiatif untuk meminta maaf, sehingga kami berdua bisa
tidur dalam damai.
Hal ini sangat penting, karena walaupun kita tidur, namun otak kita
tetap bekerja memproses segala sesuatu yang kita pikirkan menjelang
tidur. Jika yang diproses adalah sesuatu yang menyenangkan, maka kita
akan tidur dengan nyenyak dan esoknya bangun dengan tubuh segar, namun
sebaliknya jika yang diproses adalah sebuah kepahitan hidup, maka akan
menjadikan kegelisahan dan esoknya pasti kita akan bangun pagi dengan
tubuh yang kesakitan.
Biasanya pula, sayalah yang selalu meminta maaf sebelum tidur jika
terjadi perselisihan, karena memang seringkali sayalah yang berbuat
salah, disamping saya tidak ingin menunda permasalahan hingga esok
hari.
Peristiwa pahit atau perselisihan dengan seseorang sangat sulit
dihapuskan dari pikiran seseorang. Bahkan mungkin hampir mustahil
untuk dilupakan. Seringkali jika kita mengingat kembali sebuah
peristiwa pahit, ada semacam perasaan tidak nyaman yang merayap ke
seluruh tubuh. Itu terjadi karena kita belum bisa memaafkan. Masih ada
dendam atau kepahitan dalam diri kita.
Memaafkan bukan berarti melupakan. Memaafkan berarti memaknai kembali
sebuah peristiwa dengan sudut pandang baru yang lebih positif. Semacam
pemrograman kembali atau menetralisir apa yang sudah terjadi, sehingga
kapanpun kita teringat kembali peristiwa tersebut, tidak akan terasa
menyakitkan, namun lebih banyak kita mengambil hikmahnya.
Jika kita tidak bisa memaafkan, maka kita sendirilah yang akan
menanggung kerugiannya, bukan orang lain. Tidak mudah memang, karena
saya pun mengalami banyak peristiwa dalam hidup yang harus saya
program ulang di dalam memori otak saya. Namun sesuli apa pun, demi
hidup yang lebih sehat dan damai, perlu kita lakukan.
Memaafkan adalah kualitas yang kuat, karena hanya orang lemah sajalah
yang sulit untuk memaafkan.
Sumber / Source