Penetapan awal puasa 1 Ramadhan antara NU dan Muhammadiyah berpeluang beda. Muhammadiyah sudah memutuskan tanggal 1 Ramadhan jatuh pada hari Jumat (20/7) besok. NU lebih condong awal puasa Sabtu (21/7).
Beda awal puasa ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam pendekatan cara penentuan tanggal. Jika Muhammadiyah menggunakan metode hisab rukyah (penanggalan), NU dengan rukyatul hilal (melihat bulan).
Ketua PW NU Jawa Tengah Moh Adnan mengatakan, dalam penentuan tanggal 1 Ramadhan PWNU Jateng akan menunggu hasil rukyatul hilal yang rencananya dilakukan Kamis (19/7) sore nanti di Pantai Kartini Jepara. Jika memang dari rukyatul hilal nanti benar - benar bisa melihat bulan, maka NU akan memutuskan tanggal 1 Ramadhan jatuh hari Jumat. Jika tidak melihat bulan, puasa akan dimulai hari Sabtu.
"Kita memilih pantai Kartini Jepara, karena letaknya sangat bagus untuk meneropong bulan dibanding di beberapa titik lain di Jawa Tengah seperti pantai Marina Semarang, Menara MAJT, pantai Batang dan lain - lain," kata Adnan Kemarin.
Menurutnya, PWNU Jateng juga tidak semata - mata hanya menggunakan hasil rukyatul hilal dari pantai Kartini Jepara saja. Namun juga akan menunggu hasil rukyatul hilal oleh PWNU provinsi lain. "Kebetulan titik yang bagus untuk melakukan rukyah lebih banyak di Jawa Timur dan Jawa Barat. Tentu kami juga menunggu hasil dari sana juga," katanya.
Jika didasarkan atas hisab, menurut Adnan, pada Kamis itu tinggi hilal belum ada 2 derajat. Dengan ketinggian itu, maka hilal belum terlihat sehingga belum bisa mengawali puasa. Karenanya, NU lebih condong kepada hari Sabtu saja. "Namun sekali lagi, kita menunggu hasil rukyah. Karena memang dasar yang kita gunakan adalah rukyatul hilal," katanya.
Sementara itu, Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Tengah M Tafsir mengatakan, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah memutuskan awal Ramadhan 1433 Hijriah jatuh pada 20 Juli 2012 atau bertepatan dengan Jumat besok. "Ijtimak jelang bulan Ramadhan 1433 H terjadi pada Kamis, 19 Juli. Ijtimak itu terjadi secara bersamaan, hanya saja jamnya berbeda pada wilayah tertentu. Atas dasar itu, ditetapkan 1 Ramadhan jatuh hari Jumat," katanya kemarin.
Menurutnya, pada saat terbenam matahari pada 19 Juli itu, posisi bulan diatas ufuk setinggi 1 derajat 38"40" Dalam teori wujudul hilal, pada posisi itu berarti hilal sudah wujud. "Memang pada posisi yang tanggung. Pada hari Kamis baru 1,38 derajat, namun pada hari Jumat tinggi hilal sudah 13 derajat," katanya.
Dia katakan, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah tidak hanya telah memutuskan tanggal 1 Ramadhan 1433 H. Namun juga tanggal 1 Syawal 1433 H. Untuk tanggal 1 Syawal atau hari raya Idul Fitri nanti akan bareng, yaitu tanggal 19 Agustus 2012," katanya.
Atas terjadinya perbedaan 1 Ramadhan ini, Tafsir meminta hendaklah tidak dibesar - besarkan karena perbedaan pendapat dalam hal ini adalah biasa. "Kita saling menghargai dan menghormati perbedaan ini," katanya. Pemerintah sendiri baru akan melakukan sidang isbath penentuan tanggal 1 Ramadhan Kamis malam (19/7).
Sumber / Source
Beda awal puasa ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam pendekatan cara penentuan tanggal. Jika Muhammadiyah menggunakan metode hisab rukyah (penanggalan), NU dengan rukyatul hilal (melihat bulan).
Ketua PW NU Jawa Tengah Moh Adnan mengatakan, dalam penentuan tanggal 1 Ramadhan PWNU Jateng akan menunggu hasil rukyatul hilal yang rencananya dilakukan Kamis (19/7) sore nanti di Pantai Kartini Jepara. Jika memang dari rukyatul hilal nanti benar - benar bisa melihat bulan, maka NU akan memutuskan tanggal 1 Ramadhan jatuh hari Jumat. Jika tidak melihat bulan, puasa akan dimulai hari Sabtu.
"Kita memilih pantai Kartini Jepara, karena letaknya sangat bagus untuk meneropong bulan dibanding di beberapa titik lain di Jawa Tengah seperti pantai Marina Semarang, Menara MAJT, pantai Batang dan lain - lain," kata Adnan Kemarin.
Menurutnya, PWNU Jateng juga tidak semata - mata hanya menggunakan hasil rukyatul hilal dari pantai Kartini Jepara saja. Namun juga akan menunggu hasil rukyatul hilal oleh PWNU provinsi lain. "Kebetulan titik yang bagus untuk melakukan rukyah lebih banyak di Jawa Timur dan Jawa Barat. Tentu kami juga menunggu hasil dari sana juga," katanya.
Jika didasarkan atas hisab, menurut Adnan, pada Kamis itu tinggi hilal belum ada 2 derajat. Dengan ketinggian itu, maka hilal belum terlihat sehingga belum bisa mengawali puasa. Karenanya, NU lebih condong kepada hari Sabtu saja. "Namun sekali lagi, kita menunggu hasil rukyah. Karena memang dasar yang kita gunakan adalah rukyatul hilal," katanya.
Sementara itu, Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Tengah M Tafsir mengatakan, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah memutuskan awal Ramadhan 1433 Hijriah jatuh pada 20 Juli 2012 atau bertepatan dengan Jumat besok. "Ijtimak jelang bulan Ramadhan 1433 H terjadi pada Kamis, 19 Juli. Ijtimak itu terjadi secara bersamaan, hanya saja jamnya berbeda pada wilayah tertentu. Atas dasar itu, ditetapkan 1 Ramadhan jatuh hari Jumat," katanya kemarin.
Menurutnya, pada saat terbenam matahari pada 19 Juli itu, posisi bulan diatas ufuk setinggi 1 derajat 38"40" Dalam teori wujudul hilal, pada posisi itu berarti hilal sudah wujud. "Memang pada posisi yang tanggung. Pada hari Kamis baru 1,38 derajat, namun pada hari Jumat tinggi hilal sudah 13 derajat," katanya.
Dia katakan, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah tidak hanya telah memutuskan tanggal 1 Ramadhan 1433 H. Namun juga tanggal 1 Syawal 1433 H. Untuk tanggal 1 Syawal atau hari raya Idul Fitri nanti akan bareng, yaitu tanggal 19 Agustus 2012," katanya.
Atas terjadinya perbedaan 1 Ramadhan ini, Tafsir meminta hendaklah tidak dibesar - besarkan karena perbedaan pendapat dalam hal ini adalah biasa. "Kita saling menghargai dan menghormati perbedaan ini," katanya. Pemerintah sendiri baru akan melakukan sidang isbath penentuan tanggal 1 Ramadhan Kamis malam (19/7).
Sumber / Source