Banyak ilmuwan yang memprediksi bahwa suatusaat nanti di masa depan pasokan darah manusia akan berkurang, termasuk akibat rendahnyakesadaran masyarakat untuk melakukan donor darah. Untuk mengantisipasi hal itu,para ilmuwan pun berlomba-lomba membuat darah buatan.
Salah satunya dengan menggunakan darahcacing. Darah cacing dianggap membawa kunci pengembangan darah sintetis generasibaru sebagai pengganti darah manusia karena kemampuannya untuk membawa oksigenyang bisa dibilang sangat kuat.
Setelah diteliti, haemoglobin yangditemukan pada cacing darat dan laut ternyata mampu membawa oksigen 50 kalilebih banyak daripada darah manusia. Hal ini mendorong para peneliti dariUniversity of California di San Diego untuk mengamati potensi luar biasadari cacing untuk meniru kapasitas pembawa oksigen yang sama dengan darahbuatan tersebut.
Prof. Amy Tsai yang mempelajari darah cacingdengan Prof Pedro Cabrales di University of California tersebut mengatakanbahwa baru ada dua jenis darah pengganti haemoglobin yang baru sajadikomersilkan di Rusia dan Meksiko. Yang terbaru, darah pengganti ini jugatelah disetujui untuk digunakan di Afrika Selatan, katanya.
Meski begitu, Prof Tsai mengatakan bahwakebutuhan terhadap darah pengganti akan terus meningkat seiring denganpertumbuhan populasi.
"Akan segera muncul fenomena kekurangandarah karena semua orang semakin menua serta rendahnya jumlah orang yang maudan bisa menyumbangkan darahnya," ungkap Prof Tsai dalam konferensiAustralian and New Zealand College of Anaesthetists (ANZCA) di Perth sepertidilansir dari ninemsn. "Kita perlu memiliki beberapa alternatiflain."
Darah
buatan sendiri dapat digunakan untukkeperluan militer atau diberikan di daerah pedesaan yang terpencil dimanapemenuhan pasokan darah yang cepat sulit untuk dilakukan.
Istimewanya, penggunaan darah buatantak memerlukan proses pencocokan golongan darah sehingga dapat dipakai secarauniversal, tambahnya.
Sumber / Source