(IANN News) Jakarta - Pasca kegagalan peluncuran Satelit Telkom-3, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk segera menyiapkan pengganti satelit yang tidak mencapai orbit 36.000 kilometer tersebut. Dalam jangka waktu sekitar dua tahun lagi, Telkom akan memiliki satelit baru.
"Sekitar itu, karena manufakturing sama, tidak perlu bangun lagi. Dua tahun untuk bangun, enam bulan untuk desain," kata Direktur Utama Telekomunikasi Indonesia, Arief Yahya, di Jakarta, Jumat 5 September 2012.
Meski demikian, Arief belum membeberkan perusahaan mana yang akan digandeng untuk pembuatan satelit tersebut. "Yang kami pertimbangkan kompetisi harga dan coverage pasar," ucapnya.
Ia mengatakan, sebenarnya Satelit Telkom-3 belum sepenuhnya dimiliki oleh Telkom. Instalasi luar angkasa tersebut masih dimiliki oleh vendor, ISS Reshetnev.
Dalam peluncuran satelit, Arief melanjutkan, Telkom lebih menekankan keamanan nasional. Untuk itu, pihaknya memilih opsi membeli satelit dibandingkan menyewa satelit.
"Dalam hal bisnis sewa dan beli hampir sama. Kalau kami tak pikirkan keamanan nasional, sewa saja tak ada masalah," ujarnya.
Soal harga pembelian satelit baru pengganti Telkom-3, Arif belum berbicara banyak. Ia hanya memberikan gambaran bahwa harga sewa berkisar US$900 ribu hingga US$1 juta per transponder. Selanjutnya, ia mengatakan, nantinya empat transponder akan digunakan untuk keperluan internal, sedangkan 24 transponder lainnya akan disewakan.
"Kawasan timur RI butuh transponder. Itu nanti 2013 atau 2014, satelit paling cepat untuk kebutuhan itu," katanya.
Terkait dengan kelanjutan investigasi Satelit Telkom-3, pihaknya hanya menunggu tindak lanjut dari vendor dan badan antariksa Rusia, Roscosmos, yang berhak merilis keterangan resmi apa yang terjadi.
Saat ini, Telkom masih mengandalkan satelit Telkom-1 dan Telkom-2. "Meski Telkom-3 gagal, untungnya itu full asuransi dan tidak mengganggu jaringan," tuturnya.
=7&bid=1828
Sumber / Source