Boleh dipercaya boleh tidak bahwa 70 persen dari permukaan bumi terisi oleh air. Namun, dari 70 persen tersebut, seperti yang dilaporkan oleh Ubergizmo.com, hanya beberapa persen lainnya yang dapat dikonsumsi oleh manusia, selebihnya adalah air yang tidak dapat dikonsumsi langsung dan memiliki kadar racun tinggi.
Salah satu sebab yang membuat berkurangnya jumlah prosentase air yang layak dikonsumsi manusia adalah polusi, contohnya pencemaran minyak atau pembuangan limbah. Dibutuhkan banyak waktu, tenaga, sekaligus dana untuk membuat air yang sudah tercemar tersebut kembali dapat dikonsumsi oleh manusia.
Oleh karenanya, baru-baru ini telah diciptakan sebuah robot berbentuk ikan yang dinamakan Robofish oleh beberapa orang peneliti dari BMS Group. Para peneliti menguji Robofish untuk pertama kali di pantai dengan kedalaman rendah di Gijon, Asturias, Spanyol.
Robofish ini memiliki ukuran sedikit lebih besar dari ikan air dangkal pada umumnya dan memiliki warna kuning yang mencolok. Tubuhnya terbuat dari bahan campuran karbon fiber, logam, dan dipadu dengan beberapa perangkat elektronik yang terpasang di dalam tubuhnya.
Para peneliti sekaligus pencipta Robofish telah mendesain dan memprogram robot ini untuk mencari tempat yang memiliki kadar polusi tinggi, kemudian mengambil samplenya, dan mengirimkannya ke pantai untuk diteliti.
Robofish diciptakan dengan lekuk tubuh dan dapat berenang selincah ikan pada umumnya. Tidak hanya itu saja, layaknya ikan sesungguhnya, Robofish akan berontak dan mencari tempat berair apabila diangkat dari dalam air.
Ternyata, menurut BBC.co.uk, robot ikan atau Robofish ini telah dikembangkan sejak tahun 2010 lalu, dan sesuai dengan rencana awalnya, maka pada hari ini (22/05), Robofish mencicipi aroma asli lautan lepas. Setelah Robofish, mungkinkah di masa mendatang akan diciptakan robot-robot berbentuk hewan?
Sumber / Source