Ilmuwan asal Spanyol telah mengembangkan sebuah robot pendeteksi polusi di laut berupa robot ikan yang dinamai Robofish.
Robot ikan berwarna kuning yang dinamai Robofish ini terbuat dari serat karbon dan logam. Saat ini Robofish diuji di perairan dangkal di pelabuhan Gijon yang berada di daerah utara Spanyol.
Seperti yang dikutip dari BBC, Robofish ini diaharapkan dapat bekerja secara mandiri untuk memburu air laut yang telah terkontaminasi polusi. Dari hal tersebut, Robofish diuji untuk melihat kinerjanya.
Robofish ini dikembangkan oleh ilmuwan bernama Dr. Lukas Speller yrng berasal dari Konsorsium Shoal. Konsorsium Shoal adalah sebuah kelompok yang didanai oleh Komisi Eropa.
"Ide awal kami adalah kami ingin monitoring polusi secara real time, sehingga juka seseorang membuang bahan kimia atauada sesuatu yang bocor, maka kami dapat mengetahui lebih cepat dan segera menghentikan itu," kata Dr. Lukas Speller.
Menurut Ian Dukes, pengembangan Robofish ini terinspirasi oleh alam dan Robofish ini dapat berenang lincah seperti ikan.
Robot ikan ini menggunakan mikro-elektroda array ini digunakan untuk merasakan polusi, sehingga Robofish mampu mendeteksi fenol dan logam seperti tembaga dan timah serta kadar oksigen.
Robot ikan Robofish ini telah dilengkapi kecerdasan buatan sehingga dapat bekerja sendiri atau tim dan berkomunikasi satu sama lain menggunakan sinyal akustik.
"Ketika kami telah memiliki prototipe, maka kami akan tahu apa yang perlu dilakukan untuk membuat sistem Robofish komersial yang lengkap. Kami berharap itu dapat terjadai beberapa tahun mendatang."
"Di masa depan, saya mengharapkan bukan hanya robot yang singl tasking, namun robot yang mampu multitasking. Robot yang dapat melakukan pemantauan, penyelaman atau operasi penyelamatan," kata Dr. Lukas Speller. | sidomi
Sumber / Source