- Makam Mbah Salak di puncak Salak Satu hancur tertimpa logistik yang dijatuhkan dari atas helikopter Super Puma. Kejadian itu bisa dimaklumi karena area helipad berdekatan dengan makam tersebut.Tak lama sekitar pukul 13.00 WIB, Minggu (13/5/2012) tiba-tiba ada seseorang dengan mengenakan kopiah dipadu dengan kaus Pandu Keadilan serta sepatu boat melihat-lihat makam Mbah Gunung Salak. Ia pun berdoa beberapa waktu di atas makam. Cuaca berkabut di Puncak Manik pun mulai kembali agak terang.
Wartawan terus mengamati orang tersebut, ia berjalan mengelilingi halipad tanpa banyak bicara sampai akhirnya ia pun kembali ke atas kuburan dan berdoa kembali.
Terlihat saat itu, Letkol Shobri besama Mayor Budi sedang berbincang di atas kuburan bersama anak buahnya. Tiba-tiba orang tersebut naik dan menghampiri pimpinan tim Evakuasi di Puncak Manik. Tanpa takut atau sungkan pria berperawakan kecil tersebut langsung bicara pada dua pentolan TNI tersebut.
"Maaf Pak, maaf," ucapnya.
"Kamu siapa?," tanya seorang anggota TNI kepada orang tersebut.
"Saya dari pakuncenan di bawah," jawab pria tersebut.
Mendengar kata kuncen, anggota TNI langsung mendiamkannya untuk langsung berbicara dengan pimpinan TNI yaitu Letkol Budi dan Letkol Sobhri yang sedang berbincang tentang upaya evakuasi.
Kedua pentolan TNI tersebut pun diam dan mendengarkan apa yang dikatakan orang yang mengaku dari kuncen.
"Pak saya punya usul, kenapa seperti ini terus (cuaca) berkabut, karena yang di sini (penghuni) tidak ridho, lihat saja itu rusak-rusak," ucapnya.
Hal tersebut langsung mendapatkan perhatian dari keduanya baik Letkol Budi maupun Letkol Sobhri. "Bagaimana kalau makam ini dikelilingi tali supaya tidak terganggu," ucapnya sambil menunjuk ke arah makam.
Perkataan tersebut langsung dijawab Letkol Sobhri. Ia menceritakan ketika dirinya baru sampai di Puncak Salak, langsung menghampiri makam dan memohon izin untuk melakukan kegiatan evakuasi.
"Tadi pas saya datang ke sini pun langsung minta izin dan minta maaf bila ada yang merasa terganggu baik yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan sedang terjadi," jelasnya.
Tanpa pikir panjang lagi Letkol Budi langsung memerintahkan anak buahnya untuk memagari makam tersebut. Terlihat empat orang anggota TNI memasangkan kayu dan menancapkannya, lalu sebuah tambang kuning pun dibawa dan langsung mengikatkannya di kayu-kayu yang sudah tertancap sampai akhirnya makam tersebut dikelilingi tali sehingga tidak bisa seenaknya orang-orang berjalan di dekat makam tersebut.
Tak lama setelah itu, kembali dua orang warga berdoa di atas kuburan tersebut, saat itu kabut semakin tebal. Tetapi aneh memang, setiap wartawan melihat ada yang berdoa diatas kuburan tersebut kabut selalu berkurang untuk beberapa saat.
Semenjak, kejadian tertimpanya makam Mbah Gunung Salak, cuaca di Puncak Salak Satu semakin tidak menentu.